Analisis Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta
Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita
pada video presentasi dipaparkan bahwa kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukan dan sastra, tapi juga pada aspek bentuknya. Dijelaskan bahwa seiring dengan perkembangan zaman bentuk figur kayon di Surakarta mengalami perubahan dan muncul berbagai macam bentuk. Awal munculnya figur kayon pada tahun 1522M yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga yang berbunyi Geni dadi sucining jagat, lalu muncul figur kayon baru yang diciptakan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono II yang berbunyi Gapura lima retuning bumi pada tahun 1739M, kemudian dengan pekembangannya diketahui pada tahun 1856M ada koleksi dari musium di Belanda dengan nama Figur kayon gapuran.
Pada ‘Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita’, beliau menjelaskan metode penelitian yang dipakai berupa metode fenomenologi dengan lokus penelitian material figur kayon gaya Surakarta, yang didukung dengan data oral dari informan penelitian. Inovasi bentuk figur kayon yakni berupa ragam bentuk kayon dapat dilihat dari 6 aspek, yaitu :
- Ragam Ukuran : Tinggi 75 – 99 Cm dan Lebar 38 – 59 Cm
- Ragam Raut Bidang : Raut : wengku, Bedhahan, Kadiwengku. Bidang : kerucut (Pucukan), cembung (Genukan), cekung (Lengkeh), bidang datar (palemahan), tonjolan kecil (Umpak).
- Ragam
Isian : terdapat 97 ragam terdapat dari : tumbuhan (20), hewan
(43), makhluk mitologi (6), benda alam (11), buatan (13), simbol (4).
- Ragam
Tatahan : terdapat 14 ragam terdiri dari : bubukan, tratasan,
untu walang, bubukan iring, mas-masan, gubahan, srunen, inten-intenan, sekar
katu, patran, seritan, sembuliyan, pipil, dan susnik.
- Ragam Sunggingan : sorotan, gemblengan, padang bulan.
- Ragam Sunggingan Belakang : Sunggingan Api, dan Sunggingan Air.
Pada presentasi juga dijelaskan nilai filosofi bentuk kayon
yang mengandung 3 hal di dalamnya yaitu Makrokosmos, Mikrokosmos, dan
Metakosmos. Beliau menyimpulkan bahwa nilai filosofi pada bentuk figur kayon
wayang kulit purwa gaya Surakarta merupakan pandangan manusia terhadap
dunia yang disebut dengan kosmologi, yang terdiri dari tiga bentuk yaitu
makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.
Kesimpulan
yang dapat diambil dari kajian ‘Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita’
berupa inovasi bentuk figur kayon dalam wayang kulit gaya Surakarta ini
merupakan upaya untuk memodernisasi bentuk – bentuk tradisional yang ada pada
pertunjukan wayang kulit purwa, sekaligus mempertahankan warisan budaya dan
tradisi.
Komentar
Posting Komentar